Siang
selepas dzuhur, keluar dari masjid Agung, matahari masih garang sepertinya,
kusapu mata mengitari teras masjid, seperti biasa kalau bulan puasa, banyak
yang melepas lelah ada yang bergerombol membentuk kelompok seakan sedang
berdiskusi, ada yang tidur tiduran, ada juga berpasangan mengobrol janji janji
asmara. Akupun ikutan bermalas malas ria di teras masjid sambil buka mbah
google. Setengah jam berlalu asik dengan duniaku tak sadar di sebelahku ada
sesorang sedang asik sendiri. Kutatap wajahnya, duhhh geulisna...sempurna, mengingatkan
ku pada wajah penyanyi yang ngetop tahun 90 han , ya almarhumah Nike Ardila, namun
dibalik wajahnya yang cantik, terselip kesedihan yang sempuran, matanya menatap
kosong seakan tak bercahaya, ku lirik di sekitar area takut dia tidak sendiri
bersama teman atau kekasihanya. Tidak! Dia sendiri.
Naluriku
mengatakan, ada sesuatu dengan gadis ini, insting sebagai seorang jurnalis sangat
peka terhadap sesuatu. Dalam benak gadis ini cocok untuk halaman fropil di
surat kabar yang kukelola, sebagai halaman daya tarik untuk para pembaca.
Handphoneku berdering, tet kupencet tombol jawab
“ Kang di
mana?’’ suara di seberang sana menayakan posisiku.
“ Di masjid
Agung, ada apa?”
“ Deadline,
halaman fropil masih kosong, gimana ada enggak?’’
“ Ada,
tunggu sebentar.” Jawabku mematikan Handphone.
Ternyata
gadis tersebut mendengarkan pembicaraanku, dan menatapku sambil bertanya merdu “
Akang wartawan?”
“ Ya nenk,’’
jawabku spontan tanpa jeda.
“ Nenk mau
cerita silahkan akang yang buat seperti apa ceritanya, yang penting ada pesan
di balik cerita,”
“ Ya,
silahkan nenk cerita, akang mendengarkan ,” .
Satu jam
berlalu mendengarkan ceritanya, di selingi tanya jawab agar jelas apa yang dia
maksudkan. Wajahnya yang cantik bertambah cantik dengan senyum ciri khas mojang
priangan. Sebelum dia berlalu meninggalkan secarik kertas berupa alamat, dan
berkata “ Kang kalau sudah di muat ceritanya di surat kabar, minta koranya dan anter
ke alamat ini ya! Sebelumnya nenk mengucapkan terimaksih, nenk harus pamit .”
Ini
ceritanya
Di sebuah
perumahan Kota Garut tinggalah seorang gadis bersama sang ayah..
sang ibu telah lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. .
Seorang gadis yang sebentar lagi lulus SMU, dan berharap masuk ke perguruan tinggi sesuai cita-citanya.
Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah dealer motor, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah motor yamaha mio waran merah, keluaran terbaru. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat kelulusan ayahnya pasti akan membelikan motor itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia sangat yakin nanti dia pasti akan mendapatkan motor itu.
Diapun berangan-angan mengendarai motor itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang itu, setelah kelulusan, dia melangkah pasti ke ayahnya.
sang ibu telah lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. .
Seorang gadis yang sebentar lagi lulus SMU, dan berharap masuk ke perguruan tinggi sesuai cita-citanya.
Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah dealer motor, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah motor yamaha mio waran merah, keluaran terbaru. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat kelulusan ayahnya pasti akan membelikan motor itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia sangat yakin nanti dia pasti akan mendapatkan motor itu.
Diapun berangan-angan mengendarai motor itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya.
Saatnya pun tiba, siang itu, setelah kelulusan, dia melangkah pasti ke ayahnya.
Sang ayah
tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan
betapa dia bangga akan putrinya, dan betapa dia mencintai anak itu.
Lalu dia pun
mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci!
Dengan hati
yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia
membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Jaket kulit
Terkenal buatan Sukaregang Garut, di belakangnya terukir indah namanya dengan
sutra emas.
Gadis itu
menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah
memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan jaket ini
untukku?"
Lalu dia
membuang Jaket itu dan lari meninggalkan ayahnya.
Ayahnya
tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia hanya berdiri mematung, tak
tahu apa yg harus di lakukannya ..
* * *
Karena kesal
dan merasa ayahnya tidak sepenuhnya memikirkan dia, dia kabur ke Jakarta, di
ibukota dengan bermodalkan kecantikan
dan kepinterannya dia bekerja sambil kualiah.
Tahun demi
tahun berlalu, sang gadis telah menjadi seorang yang sukses. Dengan bermodalkan
otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang wanita karir. Dia mempunyai
rumah yang besar dan mewah.
Sementara
itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya
pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat
dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa sayangnya pada
anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi
mengingat apa yang terjadi pada hari kelulusannya, dia menjadi sakit hati dan
sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang
sebuah telepon dari kantor salah satu tetangga rumahnya yang memberitakan bahwa
ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua
hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh pulang ke Garut. Saat
melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat
semua kenangan semasa dia tinggal disitu. Dia merasa sangat menyesal telah
bersikap buruk terhadap ayahnya.
Dengan bayangan-bayangan masa
lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu. Dan
ketika dia membuka lemari pakaian ayahnya, dia menemukan Jaket itu, masih
terbungkus dengan kertas kado yang sama beberapa tahun yang lalu.
Sesuatu jatuh dari bagian
kantong Jaket itu. Dia memungutnya.. sebuah kunci motor! Di gantungan kunci
motorl itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer motor yang dulu dia idamkan! Dia merogoh kantong sebelahnya
dan menemukan sesuatu,, di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya
tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian motor, tanggalnya tepat sehari
sebelum hari kelulusan.
Dia berlari menuju
garasi, dan di sana dia menemukan sebuah motor yang berlapiskan debu selama
bertahun-tahun, meskipun motor itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh
bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas motorl itu, motor yamaha mio berwarna
merah yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus
debu pada jok motor dan membuka ada bagasi dan terselip selembar foto ayahnya
sedang tersenyum bangga.
Mendadak dia menjadi
lemas, lalu terduduk disamping motor itu, ia menangis. air matanya tidak
terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang takan mungkin bisa
terobati...***
No comments :
Post a Comment