Oleh : Canda Aprilia
Aku putuskan berangkat ke Tanggerang menemui adik
sepupuku Sabtu sore itu. Sepulang kuliah jam Lima sore aku menelepon adiku untuk mengabari aku akan
ke sana. Di kosan segera aku membereskan hal-hal yang perlu dibawa. Hari itu
kuliah yang padat, membuatku serba terburu-buru untuk melakukan ini itu. Kalau
seputar kota Bandung sih sudah sering, jadi tidak ada yang perlu aku takutkan
jika pergi ke sana sendirian. Namun ini Tanggerang daerah di
sekitar wilayah Banten. Aku baru sekali ke sana waktu mengantar adik sepupuku awal kuliah di Jakarta itupun bersama keluarga
. Sekarang keadaanya beda, aku pergi sendiri pada malam hari serta aku belum
tau pasti tempat kos adik sepupuku . Agak ragu juga untuk berangkat saat itu, namun keadaan mengharuskanku berangkat
saat itu juga. Yahh..modal nekat semangat sang petualang sajalah. Semoga
selamat sampai di tujuan.
Dengan menumpang Angkot berangkat dari kosan usai sholat Magrib, sampai di terminal Leuwi
Panjang menjelang Isya di terminal luar kota aku duduk sebentar melepas lelah,
aku duduk di kursi tunggu. Banyak mata mata liar menatapku, ada yg tersenyum
sedikit ganjen, ada juga yang menatap diam penuh rencana ( pikirnya ini cewek
sendirian nyasar kali atau minggat dari rumah). Cuek jangan hiraukan
berpersangka baik sajalah agar tenang dalam jiwa. Segera telepon memberi kabar
ke Abi di Lembur dan adikku di Tanggerang kalo aku berangkat malam ini. Kulirik
hp di tangan, upss…baterainya tinggal satu. Alamaaakk…aku belum mencharge
hpku dari semalam. Waduh, kalo baterainya cuma satu pasti ga bakal bertahan
hingga empat jam mendatang. Aku berpikir bagaimana caranya untuk bisa mengisi
baterai. Ahaa…ternyata di pojok ruangan disediakan colokan untuk mengisi
baterai hp penumpang.
Tanganku berusaha mencari-cari charger yang
tersimpan di dalam tas. Atas, tengah, kiri, kanan, kanan bawah, kiri bawah,
samping. Waahh…. aku tidak menemukannya di setiap sudut isi tas. Ampuuun, aku
pasti lupa membawanya. Aku mulai sedikit cemas jika nanti baterai hpku habis
dan aku tidak tau jalan ke kos adikku. Jika harus balik ke kosan mengambil
charger akan bertambah kemaleman . Jika aku batalkan keberangkatan sore itu,
gak enak ama adikku. Hemm…aku berusaha memutar otak bagaimana caranya untuk
mengisi baterai hpku.
Kulirik kiri kanan, melihat orang-orang yang
kira-kira menggunakan Samsung (upss…sebut merk). Hampir semua orang di ruang
tunggu sedang memegang hp, sekedar sms, menelpon atau lagi bermain game dan
membuka akun sosial network. Kucoba dekati satu orang di depanku
yang menggunakan Blackberry (ups..sebut merk lagi). Biasanya charger Blackberry
cocok untuk Samsung. Kucoba melobi untuk meminjam chargernya.
Alhamdulillah…dipinjamkan.
Diberikan charger, aku langsung mengisi baterai
hpku. Baru lima menit, tiba-tiba ada pengumuman kalau ada pemberangkatan untuk
tujuan —-teett (aku lupa tujuan mana, yang jelas sesuatulah). Mba yang
punya charger langsung meminta chargernya karena dia harus
segera berangkat. Yaah..dengan setengah hati dan sebenarnya tidak rela aku
serahkan charger itu. Yang punya charger sebenarnya siapa sih? (⌣́_⌣̀
) Ga nyadar ya kalo cuma minjem.
Lumayanlah, suplai energi dari charger
pinjeman tadi telah menyumbangkan satu baterai tambahan. Lanjooot…sms-an. Entah
kenapa saat itu banyak banget sms masuk. Teng tong, jam 19.30 aku masuk ke
dalam bus yang akan memberangkatkanku. Kulirik HP cuma tersisa satu baterai.
Yaah, aku harus mematikan HP supaya nanti sampai di tempat tujuan bisa
menghubungi adikku.
Ternyata selama aku mematikan HP, di tempat lain
orang tuaku sedang panik memikirkanku karena HPku tidak bisa dihubungi. Mereka
takut terjadi apa-apa dan aku tak tau arah kemana tujuan diitambah dengan HP
yang mati. (Siuen diculik mereun kan nenk geulis xixixi)
Empat jam perjalanan Bandung – Tanggerang tak
terasa. Sampai di TKP jam 23.30 WIB, wah
meskipun udah larut malam tapi masih lumayan rame, beberapa wajah sangar
menghampriku “ Bade kemana neng?” diam jalan seakan aku sudah terbiasa di situ
(pura pura biar gak keliatan bego) dan beberapa motor ojek pun mendekatiku,
waduh....langsung sudut mataku melihat beberapa taxi berjajar di tepi jalan,
dengan santai namun melangkah pasti aku berjalan ke arah sopir taxi terdekat menanyakan
alamat tujuanku. Ternyata supir taxinya kelihatan ragu-ragu seperti kurang mengenali daerah
itu (-__-!). “Baiklah pak, jika sudah masuk ke alamat ini saya tau jalannya. Sekarang antarkan saja saya
ke sana dulu” jawabku. Aku berpikir bagaimana supaya bisa cepat sampai di
tempat tujuan tanpa berlama lama di situ. Untuk alamat, aku bisa menelpon
adikku nanti, pikirku.
Kuhidupkan HP, ternyata udah ngedip-ngedip lampu
baterainya. Waduuh. Aku mengirimkan pesan singkat ke adik mengabarkan kalau aku
sudah sampai di Tanggerang dan sedang
menuju kosannya. Sampai di depan gang masuk entah apa namanya , aku tak tau
lagi kemana arahnya. Kucoba menelpon, waah..untung masih bisa menelpon dengan
baterai HP yang sekarat seperti itu. Setelah mendapat petunjuk tempatnya, si
Bapak supir taxi langsung menuju tempat yang diarahkan. Alhamdulillah… melihat
bayangan seorang perempuan di ujung jalan hatiku langsung lega. Itu adikku
sudah menunggu di ujung jalan.
Baru saja turun dari taxi, langsung HPku
berbunyi tiga kali dan off. Waah..pas banget baterainya habis ketika aku sudah
bertemu dengan adikku. Hanya beribu puji dan syukur yang bisa diucapkan atas
kejadian yang kualami malam itu.
” Fa-biayyi
alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban “
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan? “
Sejenak setelah kejadian itu, terpikir bahwa baru
HP saja yang tidak dicharge kelabakannya sudah bukan main.
Apalagi jika baterai jiwa kita yang tidak dicharge ? Apalagi yang
akan menjadi arahan dan petunjuk dalam menjalani hidup ini jika jiwa kosong?
Tentu semangat dan harapan hidup akan semakin lemah jika baterai jiwa tidak
diisi.
Ternyata setiap hari Allah memberikan pelajaran
yang berharga dalam hidup ini. Walaupun itu hanya berupa kejadian kecil yang
kadang tidak kita sadari. Masih banyak pelajaran-pelajaran berharga lainnya
yang perlu ditadabburi dari setiap kejadian yang Dia berikan. Kita harus pandai
memetik hikmah dari setiap kejadian yang Dia berikan***
No comments :
Post a Comment