POROS GARUT-. Wajah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut kembali tercoreng
untuk yang kesekian kalinya. Sebelumnya seorang siswa SMP melakukan pelecehan
seksual terhadap belasan siswa SD, Lalu sekarang muncul lagi berita seorang
siswi SMP melahirkan
Kepala SMPN 4 Garut mengakui salah satu siswinya
melahirkan di kelas. Kepala sekolah ini juga mengakui peristiwa tersebut baru
dilaporkannya ke dinas pendidikan Garut, senin (29/02) lalu.
Peristiwa ini sendiri terjadi Jumat (26/02) pekan lalu. Burhan kepala sekolah SMPN 4 Garut mengatakan alasan dirinya terlambat melaporkan kejadian tersebut karena menganggap peristiwa itu bukan kejadian luar biasa
" Terjadinya waktu dia ( siswi ) tersebut keluar toilet. Itu sudah terasa dan melahirkannya di kelas. Kejadian itu bukan kejadian luar biasa ya. Pelakunya orang luar ya, anak genk genk gitu " Kata Burhan.
Peristiwa ini sendiri terjadi Jumat (26/02) pekan lalu. Burhan kepala sekolah SMPN 4 Garut mengatakan alasan dirinya terlambat melaporkan kejadian tersebut karena menganggap peristiwa itu bukan kejadian luar biasa
" Terjadinya waktu dia ( siswi ) tersebut keluar toilet. Itu sudah terasa dan melahirkannya di kelas. Kejadian itu bukan kejadian luar biasa ya. Pelakunya orang luar ya, anak genk genk gitu " Kata Burhan.
Sementara
itu, Pihak Dinas Pendidikan (Disdik)
Garut, membantah bila siswi yang bersekolah di wilayah Kecamatan Garut Kota
tersebut melahirkan di sekolah. Dari informasi yang ia terima, remaja perempuan
yang masih duduk di bangku kelas IX SMP itu melahirkan di rumah sakit.
“Anak
tersebut melahirkan di rumah sakit, bukan di sekolah. Memang tanda-tanda akan
melahirkan ini sudah terlihat saat mengikuti kegiatan di sekolah,” tutur sumber
tersebut dalam kondisi anonim, Jumat (4/3).
Ia
memaparkan, kronologi peristiwa itu dimulai saat siswi ini mengikuti kegiatan
les di sekolahnya. Pihak sekolah, tambahnya, membujuk siswi ini untuk mengikuti
les menghadapi ujian karena ia telah lama bolos. Karena khawatir sebentar lagi
ujian, kepala sekolahnya membujuk siswi ini agar mau ikut les.
“Hingga pada
akhirnya anak itu menunjukan ciri seperti akan melahirkan dengan bolak-balik ke
kamar kecil, sampai mengeluarkan darah,” ungkapnya.
Pihak
sekolah pun mengantar siswi ini ke rumah sakit. “Melahirkannya di rumah sakit,
jadi bukan di sekolah. Perlu ditekankan, sebelum kejadian itu kepala sekolah
dan guru-gurunya tidak tahu jika anak didik mereka sedang hamil. Kalau tahu
hamil dan akan melahirkan, mana mungkin dia dibujuk untuk ikut les,” katanya.
Di tempat yang sama, Engkus Kusnadi, Kasi SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Garut
menyatakan pihaknya baru mengetahui kejadian ini dari awak media dan sangat
menyesalkan hal ini terjadi
" Saya baru tau dari anda. Sangat disesalkan, kelas 9 ya? Mana mau ujian. Kok bisa ya orangtua nya tidak mengetahui kalau anaknya hamil" Kata Engkus . (M. Irfan)
" Saya baru tau dari anda. Sangat disesalkan, kelas 9 ya? Mana mau ujian. Kok bisa ya orangtua nya tidak mengetahui kalau anaknya hamil" Kata Engkus . (M. Irfan)
No comments :
Post a Comment